Senin, Oktober 27, 2008

Korban Laskar Pelangi : Antara Novel, Film dan Lagu

Super Fantastis! Dua kata yang sebenarnya belum cukup untuk menggambarkan kesuksesan novel dan film Laskar Pelangi. Novel pembangun semangat karya Andrea Hirata, si anak Belitong yang juga pegawai Telkom, telah membuat sejarah di dalam dunia pustaka Indonesia. Buku dengan genre novel-memoar itu sanggup menjadi sihir mumpuni untuk publik pembaca. Buku itu laris di pasaran dengan sekian argumentasi dan sensasi. Menurut catatan buku Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setiap bulannya (sebelum dibuat film) dan menjadi buku terlaris dalam sejarah Indonesia. Dan tentu saja menjadi berkah bagi sang penulis karena konon telah meraup royalti Rp 2 miliar lebih dan setiap kali Andrea Hirata jadi pembicara honornya Rp 50 juta.
Laskar Pelangi bertutur tentang petualangan sepuluh anak Kampung Melayu Belitong yang hidup dalam kemelaratan. Mereka secara tidak sengaja dipersatukan manakala sama-sama memasuki bangku sekolah di kampungnya. Keragaman karakter Laskar Pelangi yang terjaga kekonsistenannya hingga akhir cerita membuat alur cerita dalam novel ini kian menantang. Keseluruhan kisah Laskar Pelangi tersaji dengan sangat memikat. Pembaca akan dibuat tercenung, menangis dan tertawa bersama kepolosan dan semangat juang para Laskar Pelangi untuk menggapai cita-cita.
Jutaan pembaca terinspirasi (boleh dikatakan menjadi korban tetralogi Laskar Pelangi) setelah membaca novel fenomenal ini. Dedikasi Bu Mus (panggilan Ibu Muslimah) menjadi role mode bagi sejumlah perempuan. Diantara sekian korban, sebutlah Rika Adriana, asal Pontianak yang rela menjual komputer hanya untuk berpetualang menjelajahi saban jengkal wilayah yang disebut Andrea Hirata, termasuk menginap di rumah Bu Mus. Juga kisah Nico, mahasiswa pecandu narkoba yang keras kepala bahkan membuat orang tuanya putus asa. Setelah membaca novel, Nico sadar dan merasa malu pada Lintang si superjenius yang terpaksa berhenti sekolah karena ayahnya meninggal dan kurang biaya.
Limpahan berkah Laskar Pelangi semakin fantastis dengan pembuatan film oleh Riri Riza. Kehadiran film itu semakin mengesahkan pengaruh Laskar Pelangi pada publik di Indonesia. Pemutaran perdana film Laskar Pelangi meledak. Ratusan orang tidak mau melewatkan film tersebut. Apresiasi publik cukup menggembirakan karena dalam film disuguhkan tema kemiskinan, pendidikan, cinta kasih, dan kesetiakawanan yang mengharu biru.
Tidak hanya sampai di situ, Nidji pun kebanjiran berkah karena diminta untuk membuat soundtrack film Laskar Pelangi. Dan seperti novel dan filmnya, lagu Laskar Pelangi pun laris manis bagai kacang goreng.
Belum hilang kekaguman kita dengan fenomena Laskar Pelangi, sebuah pengakuan mengejutkan dilontarkan sang penulis novel. Andrea Hirata memutuskan untuk berhenti menulis. Argumentasi untuk keputusan berhenti menulis adalah dampak atau imbas dari kutukan pembaca. Andrea Hirata mengakui bahwa pembaca Laskar Pelangi mayoritas bukan pembaca sastra tapi pembaca dadakan karena sensasi. Tetapi apa pun keputusan Andrea Hirata, Laskar Pelangi adalah Super Fantastis! (dari berbagai sumber)

Penasaran dengan novel best seller ini? Anda bisa download bukunya (format .pdf) di sini Novel Laskar Pelangi Full
Anda juga bisa download soundtrack Laskar Pelangi oleh Nidji (format .mp3) di sini Nidji - Laskar Pelangi
Sayang, film Laskar Pelangi belum bisa didownload. Kalau situs resminya http://www.laskarpelangithemovie.com/. Jika ada yang tahu link downloadnya, kasih tahu ya!
Meski begitu tetaplah
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia selamanya

2 komentar:

Anonim mengatakan...

memang fenomenal, tapi kalau inging melihat sedikit koleksi foto tentang sisi lain dari provinsi laskar pelangi ini bisa ke blog saya

Anonim mengatakan...

memang fenomenal mas, tapi kalau ingin melihat sisi lain dari provinsi laskar pelangi ini dapat berkunjung ke blog saya