Sabtu, Januari 31, 2009

Cokelat

Hampir semua orang suka makan cokelat. Padahal rasa asli cokelat sebenarnya pahit dan tidak terlalu enak. Bagaimana cara mengolah cokelat sehingga bisa menjadi makanan yang begitu nikmat dan disukai banyak orang?

Kata cokelat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Cokelat berasal dari pohon cokelat (Theobroma cacao), yang berarti food of the Gods (makanan para dewa), sehingga masyarakat primitif menggunakan biji cokelat untuk upacara keagamaan dan komoditi berharga. Suku Olmec Indian dari Meksiko Timur mengonsumsi sejak abad ke-1 dan 2. Suku Maya dan Aztec mengonsumsi cokelat sebagai minuman.

Abad ke-16, penjajah Spanyol mengenalkan cokelat ke Eropa. Tahun 1828, ahli kimia Belanda Conrad van Houten, berhasil memisahkan bagian yang berminyak dan menggiling sisa biji menjadi bubuk cokelat. Temuan ini diikuti Joseph Fry dari Inggris yang menemukan cokelat dapat dikunyah langsung dan ahli cokelat dari Swiss Daniel Peter yang mencampur cokelat dengan susu.

Rasa cokelat yang aslinya pahit bisa menjadi nikmat karena diolah dengan campuran halus massa kakao dan gula (sukrosa atau matitol), serta ditambah mentega kakao untuk mempermudah pencetakan. Proses selanjutnya adalah conching, cokelat dipukul-pukul dengan roll mesin sekitar 12 jam. Agar lebih berkualitas conching bisa sampai berhari-hari pada suhu 80o C. Akhirnya dicampurkan mentega cokelat agar cokelat mengental.

Sebelum dicetak, dilakukan tempering, yaitu memindahkan panas cokelat (pada suhu 26o C) secara cepat dan seragam agar diperoleh warna dan tekstur cokelat yang baik. Tempering juga berfungsi mengaduk cokelat agar tidak ada gelombang udara di dalam cokelat. Pada saat proses penggilingan juga ditambahkan lechitins dan polyglycerolpolyricinoleate sebagai emulser. Setelah itu cokelat bisa mulai dikemas dengan syarat kemasan harus mampu melindungi cokelat dari kerusakan mekanik, absorbsi atau kehilangan air, absorbsi aroma lain, kontaminasi dan efek cahaya yang dapat mempercepat proses oksidasi.

Kandungan unsur dalam cokelat ternyata cukup banyak, dan sebagian besar baik untuk menjaga kesehatan. Ada kandungan asam stearat (35%) dan asam palminat (25%). Jenis lemak dalam mentega kakao ini tidak menyebabkan peningkatan kolesterol. Lalu ada asam oleat (35%) dan asam linoleat (3%) yang termasuk asam lemak tak jenuh, jadi tidak mengakibatkan gangguan jantung.

Ada lagi gula atau sukrosa. Biasanya bisa mengakibatkan pengikisan gigi. Namun kandungan asam tannat dalam cokelat menghambat pembentukan plak gigi. Ada juga kandungan theobromine yang sedikit mengandung caffein. Itulah mengapa cokelat bisa membuat kita tetap aktif. Polyphenol dalam cokelat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah oksidasi dan pengendapan senyawa lemak dalam darah pada pembuluh darah sehingga terhindar gangguan sakit jantung.

Lalu phenyletylamine yang merupakan amphetamine yang dapat mendorong aktivitas neurotransmitter sehingga membuat kita tetap terjaga dan lebih konsentrasi. Yang terakhir adalah katekin yang membuat kulit tetap kencang.

Namun, segala sesuatu kalau berlebihan tetaplah tidak baik. Begitu pula mengonsumsi makanan atau minuman dari cokelat. Kandungan gula dalam cokelat tidak baik bagi penderita diabetes, kencing manis, dan batu ginjal. Apalagi banyak cokelat yang dijual di pinggir jalan atau di sekolah yang kualitasnya tidak baik, biasanya ada campuran zat kimia di dalamnya. Tak kalah penting, harus cermat meneliti tanggal kadaluwarsa. Agar tetap sehat menikmati cokelat, selain memilih kualitasnya, juga perlu banyak minum setelah makan cokelat.

Ehm….nikmatnya cokelat!


Tidak ada komentar: